Gimana Rasanya Pakai Behel?

Assalamu'alaikum wr. wb.
Halo selamat sore! Baru seneng-senengnya nulis jadi pengen nulis apa aja hehe. Kali ini sedikit banyak pengen bahas seputar behel. Yah, sebagai pengguna baru aja sih saya pengen sedikit cerita aja bagaimana rasanya pakai behel. Saya baru menggunakan behel sekitar satu bulan terakhir. Ini cukup mendadak sih, tidak dipikirkan jauh-jauh. (jangan dicontoh ya! Hehee).
Nah, sebetulnya saya sudah pengen pakai behel sejak masih kuliah. Oh ya sekarang umur 22 tahun, lulus kuliah tahun kemarin. Tapi karena ayah saya sangat antipati terhadap orang behelan, risih kalau liat makan katanya. Jadi, yasudahlah mana mau juga ngeluarin biaya jutaan buat sesuatu yang beliau benci kan? Alasan pengen pakai behel karena gigi saya (menurut saya) tonggos. Ada dua gigi yang besar-besar di depan bikin enggak pede aja sih kalau ketawa. Akhirnya waktu itu memutuskan udah nanti aja pas udah kerja bisa bayar sendiri. Nah pas udah kerja pikirannya udah lain, sama sekali tidak kepikiran buat pasang behel. Sayang soalnya udah kerja keras cuma buat pasang pager. Tapi, suatu hari secara tiba-tiba nekat ke dokter gigi untuk memutuskan pasang. Niatnya dan pengennya atas aja di bagian yang tonggos, biar hemat juga sih kan setengah harga. Itu browsing dan lain-lainnya cukup lama. Banyak yang bilang sisi negatif pakai behel. Entah inilah itulah. Tapi pada dasarnya menurut saya, itu tergantung masing-masing. Terutama pemilihan dokter, cari yang sesuai dengan kita dan kita nyaman pas konsul dan ngobrolnya. Yakin, semua rasa takut yang didapat dari baca internet hilang begitu saja. Nah, dokter menyarankan untuk pasang atas dan bawah. Fyi waktu itu uang saya hanya cukup untuk pasang satu rahang. Akhirnya udah pasang satu rahang. Niatnya pasang rahang bawahnya berjeda sekitar beberapa bulan. Saya tipe orang yang kalau makan tidak bisa lambat, takutnya kalau misalnya langsung dua rahang nggak bisa makan :( nangislah saya. Pas sudah pasang satu rahang, ah rasanya tidak sesakit yang diomong orang. Beberapa hari kemudian, nekat pasang yang bawah tanpa mikir bagaimana biaya perawatan ke depannya. Dan ternyata sakit, karena salah satu gigi geraham bawah saya agak "mengsol" apa sih bahasa Indonesianya yak. Jadi, intinya gigi yang ditarik pengen dibenerin itulah yang sakit. Sejauh ini, udah cabut 2 gigi atas di belakang gigi taring. Sempet tidak direstui sama orang terdekat untuk pasang karena cabut gigi itu sakit. Tapi nyatanya cabut giginya tidak sesakit itu, biusnya aja yang bikin nangis haha gak deng! Ohya, saran aja kalau mau pasang behel pikirkan biaya perawatannya. Setiap bulan harus kontrol ganti karet dan lain-lain, itu emang nggak kerasa tapi biaya perawatan jatuhnya bakal lebih mahal. Selain itu, antri di dokter giginya juga cukup lama jadi emang harus ekstra sabar. Makan juga susah kalau gigi mulai ditarik ke belakang. Hal yang paling saya rasakan kehilangannya adalah tidak bisa makan tulang lunak ayam. Sedih aja kalau liat tulang ayam. Atau jagung rebus, salak. Duh kangen! Dan pasti bakal rempong pas makan, entah ada yang nyangkut. Saya tipe orang yang sebel kalau ada yang nyangkut di gigi jadi kemana-mana bawa tusuk gigi sama air putih buat kumur. Intinya, di awal bakal sangat menyiksa bahkan bisa kehilangan selera makan karena liat makanan yang dipikirin pertama adalah cara makannya. Tapi, pas udah terbiasa gak akan masalah kok!
Nah, segitu aja sharing saya. Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Love,
LHR.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen dalam rangka hari anak nasional

Suatu pagi di sebuah desa nun jauh disana, tepatnya sebuah desa tertinggal yang letaknya jauh dari perkotaan. Keluarga kecil yang tak pantas lagi dikatakan kecil hidup bahagia pada sebuah gubug reot nan tua yang terletak dipinggir sungai. Lantai terbuat dari tanah liat dan dinding berbahan dasar bambu yang telah berubah warna karena jamur dimana-mana. Korden usang dan kaca yang sudah tidak bening lagi juga menghiasi sudut gubug tersebut. Tak pernah memperdulikan semua keadaan itu, Mbok Iyem dan keluarganya tetap menikmati hidup mereka dengan baik. Setiap anggota keluarganya bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Kehidupan dalam keluarga itu selalu berjalan dengan harmonis meski tak menutup kemungkinan jika ada satu dua konflik. Tapi itu bukan suatu masalah bagi Mbok Iyem, justru dengan itulah keluarganya semakin erat dan penuh kasih sayang. Mbok Iyem adalah seorang wanita paruh baya yang sudah punya banyak keriput menghiasi wajahnya. Hidup bersama seorang lelaki tua bernama...
Baca selengkapnya

Cara Mengurus Surat Sehat Jasmani Rohani, SKCK, dan Bebas Narkoba

Assalamu'alaikum wr wb Kali ini berhubung masih anget, saya ingin sedikit sharing soal pengalaman ngurus syarat2 CPNS. Apa aja sih? Pertama, saya memutuskan untuk izin bekerja selama 2 hari. Niatnya sehari aja tapi ternyata badan tidak kuat karena keliling2 akhirnya udahlah dua hari sekalian. Hari pertama digunakan untuk buat surat2 sepaket di Rumah Sakit Jiwa dr. Soerojo, Magelang. Hari kedua spesialis SKCK, bebas napza, dan perubahan data di KK. Hari pertama.... Ke RSJ ambil sepaket tes yang isinya tes sehat jasmani rohani dan tes urine. Berangkat dari rumah sampai sana pukul 08.00 alhamdulillah nggak rame2 amat. Sampai sana tanya ke satpamnya ntar diambilin nomor antri harus ke bagian apa? Trs stlh itu nunggu dipanggil buat registrasi. Alhamdulillah kemarin cepet sih. Cuma diminta KTP aja. Setelah itu, disuruh ke gedung bakordik. Masukan aja kalau mau di sana bawalah motor karena RSJ itu LUAS. Tanpa motor bagai butiran debu wkwk. Sekitar 200an meter dr gedung pendaftaran. ...
Baca selengkapnya

Cita-citaku menjadi Guru

Gambar
Assalamualaikum wr. wb. Selamat sore! Saat ini, saya ingin bercerita tentang menjadi seorang guru. Saya memang tidak pernah memikirkan untuk kuliah di jurusan keguruan apalagi menjadi seorang guru fisika. Saya masih ingat saat kecil dulu punya cita-cita yang selalu berubah setiap waktu. Cita-cita yang hanya didasarkan pada seorang idola. Berbagai macam profesi sempat saya cita-citakan dulu. Sampai suatu saat ketika saya memasuki sekolah menengah pertama dan bertemu dengan beberapa guru Matematika. Singkatnya, entah mengapa saya sangat mengidolakan beliau semua. Padahal, kalau dipikir-pikir lagi banyak teman-teman saya yang sangat anti dengan beberapa guru tersebut. Guru saya yang pertama adalah Pak Widayat. Beliau sudah hampir pensiun saat itu tetapi semangatnya masih menggebu untuk mengajar kami. Kemudian kelas 8 saya diajar oleh Pak Budi dan kelas 9 saya diajar oleh Bu Ninin. Saya sangat mengidolakan yang terakhir. Bu Ninin namanya, Ada teman saya yang agak merasa kurang...
Baca selengkapnya