Tiga Tahun RESMA

Assalamu'alaykum wr. wb.
Hari ini aku akan sedikit bercerita tentang RESMA di tahun 2014 ini. RESMA adalah sebuah perkumpulan para remaja muslim di desaku. Meskipun sayangnya perkumpulan itu hanya saat bulan Ramadhan saja. Kami mengadakan buka bersama untuk anak-anak kecil di desa kami. Sebenarnya ini selalu berlangsung beberapa tahun yang lalu ketika aku kecil. Tapi entah kenapa beberapa tahun ketika aku beranjak remaja, event ini tak ada lagi. Syukurnya, entah dasar apa tiba-tiba tahun 2012, tepat 2 tahun yang lalu mendadak aku mendapat undangan untuk berkumpul lagi dan mengaktifkan kegiatan itu. Lumayanlah untuk mengisi kekosongan di bulan Ramadhan.
Tahun pertama, aku sangat kurang berkontribusi di dalamnya. Entah saat itu aku hanya berangkat dan sesekali berani bicara di depan anak-anak kecil. Padahal bisa dibilang, saat itu aku sudah termasuk tua diantara yang lain. Lucu sekali. Tahun pertama sangat di dominasi oleh ketua panitia. Sekarang aku baru sadar, dia sangat hebat waktu itu bisa mengurus semua sendiri, ya nggak semua sih. Tapi, hampir setiap hari banyak yang menolak ketika harus berbicara di depan anak kecil si ketua langsung ambil ketua dan seringnya saat aku berangkat pasti selalu dia. Tahun pertama, aku tak terlalu banyak mengambil alih dan aku masih tak mau mengerti apa-apa. Dan, diakhir hadiahnya sudah lumayan keren. Perjuangan 2 perempuan yang beli hadiah sampai malam patut diacungi jempol. Bayangkan, untuk ukuran desa senylempit desaku, pulang malam untuk beli hadiah melewati jalan sangat sepi dan membawa barang banyak itu amazing sekali, pemberani sekali. Sampai sering bertanya, apa di dunia ini hanya perempuan yang strong? :D hahaha.
Tahun kedua, 2013. Entah apa yang terjadi tahun itu, tapi menurutku terlalu banyak masalah yang melingkarinya. Secara mendadak, seorang ketua melimpahkan tanggung jawabnya kepada orang lain. Entah apa alasan yang menguatkannya mengapa ia harus lari dari amanahnya. Tapi, banyak yang kemudian protes dengan keadaan ini. "Mas itu dimana?" atau "Gimana sih mas itu?" blablabla. Saat itu benar-benar bosan aku sering mendengar kata itu. Nggak akan menyalahkan siapapun, tapi memang posisinya aku kurang bisa memahami situasi ribut itu. Aku mulai bisa belajar menjadi "mbak". Meskipun aku nggak jadi apa-apa, rasanya aku terlalu dalam mengambil alih semuanya. Tapi aku nggak bisa menahan diri untuk tetap diam. Aku ingin berbuat sesuatu untuk bisa membuat lebih baik. Semangatku semakin besar disana. Aku mulai belajar untuk berbicara didepan anak-anak dan aku tau banyak diantaranya yang kurang bermutu hahaha. Dorongan utamaku adalah karena ingin mulai belajar dengan bidang yang menjadi pilihanku, "pendidik". Saat itu, aku baru sadar bahwa menyampaikan materi itu sangat susah. Aku sering memarahi adik-adik, aku sering bingung gimana caranya biar apa yang aku bicarakan bisa sampai ke hati mereka. Ah, ternyata mengajar itu sangat susah. Tapi, tekadku sangat besar dengan bekal keyakinan bahwa aku bisa untuk belajar mengajar di lingkup yang kecil dulu. Lama-lama aku menjadi terbiasa dengan keadaan itu. Hadiah tahun itu yang pasti jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Ah, aku seneng bisa ikut beli, ikut milih, dan aku ikut mbungkus dan mbagi. Sebuah perasaan bahagia yang tak terdefinisikan. Malam takbiran juga berlangsung sangat meriah karena makanan lumayan banyak hehehe. Tapi setidaknya, tahun itu lebih aktif banyak yang kemudian berani ngomong di depan adik-adik, bagi zakat bareng, bersihin masjid bareng. Eh, ada satu lagi, ada konflik saat mau beli hadiah. Dua kubu bersitegang disana, tapi entah kenapa aku sama sekali nggak merasa tegang hahaha. Habis mereka berdua kayak mau nangis jadi pengen ketawa aku. Wkwk.
Tahun ketiga, tahun ini, 2014. Awalnya, petinggi-petinggi agak kurang yakin jika bisa berjalan dengan lancar. Tapi siapa menjamin, justru tahun ini aku melihat sesuatu yang amazing. Banyak perubahan yang aku temui disana, jadi lebih baik pastinya. Aku kadang merasa terharu sendiri dengan semangat mereka. Sekarang, aku sudah sedikit belajar bagaimana caranya mengajar di perkuliahan. Aku senang bisa belajar mengajar mereka lagi dengan cara-cara yang udah diajarkan para dosen. Yang jelas, kesabaranku bertambah dari tahun lalu. Tahun ini, banyak yang berubah. Lebih terstruktur, terencana, disiplin, tiap hari tadarus, sering rapat evaluasi, melibatkan para sesepuh, ngadain penggajian nuzulul Qur'an, lebih bnayak yang datang ke masjid, beli hadiah jauh-jauh hari jadi nggak ndadak, buber pengurus 2 kali, sholat maghrib jama'ah di masjid, kas berjalan lumayan lancar, ketua baru, banyak yang mulai bisa ngomong di depan adik2, sering bersih-bersih masjid, jaburan lancar, dan masih banyak yang lainnya. Begitulah, setiap aku pulang aku selalu merasa senang dengan melihat mereka bersemangat untuk datang dan bertemu dengan anak TK dan SD playgrup, belum sekolah. Benar-benar amazing. Aku sendiri juga ikut pesen hadiah, tahun ini diseragamkan, dikasih stempel lagi, yaaa meskipun agak mahal #akurapopo. Tapi, masjid juga kasih sumbangan kok, jadi agak santer sedikit ehehe. Duit lumayan banyak juga, tebel pula. Rencana dan pengennya sih buat seragam. Tapi, sedikit demi sedikit ajalah yang penting berjalan dengan baik dan lancar aku udah seneng. Sayangnya, yang berani ngisi didepan ya cuma itu-itu aja. Tetap semangat deh buat kalian, jangan sering emosi. Sabar, semoga rangkaian kegiatan bisa berjalan dengan lancar, selama aku masih bisa, aku tetep akan berkontribusi didalamnya Insya Allah, meskipun aku akan setua apapun wkwkwkw. Hamasah LILLAH :).
Wassalamu'alaykum wr. wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen dalam rangka hari anak nasional

Cara Mengurus Surat Sehat Jasmani Rohani, SKCK, dan Bebas Narkoba

Cita-citaku menjadi Guru